:kepada Buniarti Ningsih
Air susu yang pernah kau percikkan pada malam purnama
puaskan dahaga pemilik nama
hingga rengek menjelma bisu
begitu nyaman ia mengulum kasihmu.
Dalam dekapan cahaya terpancar jiwa perkasa
merenggang punggung di panggung bangsa
amanah tercurah setelah tumpah
tanganmu yang bergelimang cercah.
Binar mata mencumbui seribu jalan
hunian gembalaan rembulan
aksara menyala
amarah membara.
Kisah penghakiman
titah keadilan
menyata lebar
mata melar.
Ada setia di tuntun tatap
dan setiap helaan nafas
agar raga membias ratap
dalam untai lafas.
Doamu sejati
terangi sudutsudut
keluh buah hati
tengah berkelut.
:Kaulah matahari, ibu bagi purnama.
Ekafalo, 17 Januari 2017
Herman Efriyanto Tanouf
Comments